Hati - Hati Bahan Kimia Ini Sering Kita Gunakan Untuk Mencuci, Namun Faktanya Bisa Merusak Sablon Kaos
Sudah menjadi kebiasaan, sebagian besar kita gemar mencuci menggunakan bahan kimia. Hal ini disebabkan karena penggunaan bahan kimia dapat mempercepat proses pencucian dan juga proses pembersihan pakaian.
Tak terkecuali penggunaan pada kaos sablon. Untuk mengangkat noda membandel serta plak atau jamur yang ada pada kaos, bahan kimia sangatlah ampuh. Karena ada beberapa noda yang tidak bisa terangkat hanya dengan air saja.
Tentu hal tersebut membuat kita sangat dongkol. Namun penggunaan bahan kimia secara asal-asalan malah akan membuat kaos kesayangan kita menjadi lebih cepat rusak, termasuk lapisan sablonnya.
Pada dasarnya penggunaan bahan kimia sah-sah saja asalkan dalam dosis yang pas serta dalam frekuensi yang secukupnya alias tidak sering. Nah apa saja kira - kira bahan kimia yang sering kita temui, yang ternyata dapat merusak pakaian?
Ada beberapa bahan kimia yang sering kita temui, dan dijual secara bebas. Namun bila digunakan secara berulang akan membuat pakaian menjadi cepat rusak. Untuk lebih lengkapnya mari kita simak ulasan dibawah ini :
Bahan Kimia Yang Berbahaya Untuk Mencuci
Bahan Kimia dibawah ini ada yang dijual bebas, dan terjadi asumsi yang salah kaprah dari kita sebagai pengguna ataupun penjual yang menyebabkan kesalah pahaman dalam penggunaan bahan tersebut sebagai pembersih pakaian.
Artikel ini hanya bersifat edukatif, untuk menambah wawasan kita akan penggunaan bahan kimia secara bijak. Berikut adalah bahan - bahan kimia tersebut :
Klorin
Salah satu unsur kimia yang bersifat halogen ialah klorin. Memiliki lambang cl dan nomor ataom 17 ini memang termasuk gas beracun yang bersifat korosif. Pada industri tektile klorin sering digunakan untuk memutihkan dan juga menghaluskan kain.
Dalam benda kehidupan sehari - hari, klorin bisa kita temui pada pemutih pakaian. Klorin dapat berbentuk dalam zat padat, gas ataupun cair. Pengunaanya pada pakaian dimaksudkan untuk mengikis noda agar pakaian kembali cerah atau putih.
Tak heran bila zat ini merupakan salah satu zat pedukung pemutih pakaian, hanya saja penggunaan yang berlebihan dapat mengakibatkan sesuatu yang buruk bagi kita ataupun pakaian. Pakaian akan terkikis atau sobek ketika menggunakan klorin secara berlebihan.
Sedangkan pada manusia, klorin bisa berdampak iritasi pada kulit, atau membuat kita keracunan bila terlalu sering menghirup zat tersebut. Pencucian pada kaos berwarna putih, dianjurkan sekitar 1 kali dalam 3 bulan bila menggunakan klorin atau pemutih.
Asam Sulfat
Asam Sulfat sedikit berbeda dari klorin, namun sama - sama memiliki sifat korosif. Asam sulfat dipercaya sebagai zat kimia yang bisa mengikis noda membandel pada pakaian termasuk kaos. Tentu dengan konsentrasi dan kompoisisi tertentu.
Asam sulfat bisa kita jumpai pada detergent terutama detergent bubuk. Zat ini akan otomatis menghasilkan efek panas ketika dicampur dengan air, inilah sebabnya bila menggunakan beberapa detergent bubuk akan terasa panas ketika rendaman pertama.
Namun, dengan komposisi yang pas, zat kimia ini mampu membantu mengurai berbagai lemak, kotoran dan juga noda untuk dilepas dari serat kain. Hanya untuk yang memiliki kulit sensitif harus sedikit memperhatikan dalam menggunakan detergent yang terdapat zat tersebut.
Penggunaan berulang dan juga teratur akan mengikis serat dari kain. Dengan begitu kaos kesaynagan kita akan mudah sobek atau rusak. Di sisi lain asam sulfat juga bisa memberikan efek terbakar bila terkena pada kulit, dan gangguan pernafasan akut bila kita menghirupnya dalam waktu yang cukup lama.
Phthalates
Zat kimia satu ini merupakan zat yang membuat plastik menjadi kokoh dan juga fleksibel. Namun zat tersebut juga dimanfaatkan sebagai penyetabil serta pewangi pada pengharum pakaian. Baik pengharum saat setrika ataupun pengharum rendam.
Pada penggunaannya zat ini tidak terikat pada cairan atau plastik, maka zat ini dapat terbang bebas ke udara dan membuat siapapun menghirupnya. Penggunaan yang tidak sesuai standart bisa membuat gangguan kesehatan pada manusia.
Untuk laki-laki misalnya, dapat menyebabkan gangguan prostat dan peningkatan resiko kanker prostat bila terpapar zat ini cukup lama serta dalam jumlah yang tinggi. Untuk menghindari ada baiknya untuk lebih bijak dalam menggunakan cairan pengharum, terutama yang menggunakan phthalates sebagai penyeimbangnya.
Sodium Lauryl Sulface
Sodium Lauryl Sulface (SLF) ialah zat surfaktan yang sering diaplikasikan pada produk yang membersihkan. Fungsi utama dari sls ini ialah mengurangi ketegangan air sehingga memudahkan untuk mengangkat noda atau kotoran.
Sls juga dapat difungsikan sebagai media untuk mencampur/menyeimbangkan antara air dan juga minyak. Tak ayal bila zat ini sering dimanfaatkan pada sabun, detergent, shampoo, dll. Karena memudahkan dalam mebersihkan.
Zat ini pada dasarnya tidak akan berbahaya bila digunakan sebentar lalu segera dibilas dengan air mengalir. Seperti pada shampoo ataupun sabun. Namun bila zat ini mengendap pada kulit, presntase yang dianjurkan tidak lebih dari 1,4%.
Hal tersebut juga berlaku pada pakaian. Bila tertempel pada pakaian dan lama tidak dibilas dapat menyebabkan iritasi serius pada kulit. Selain itu penggunaan yang sering bisa membuat pakaian menjadi mudah kusut, karena serat pakaian tersebut rusak.
Untuk mengatasi hal tersebut, pastikan untuk membasuh atau membilas pakaian secara baik dengan air mengalir ketika mencuci. Agar semua partikel dari sls dapat terangkat dan terbuang.
Surfaktan
Senyawa yang bisa menurunkan tegangan dua permukaan baik itu zat padat, zat cair dan gas ialah surfaktan. Surfaktan dapat kita temui pada sabun pembersih piring ataupun detergent, yang dimana berfungsi sebagai penghalus permukaan kain.
Namun penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan kulit menjadi lebih kesat dan juga kering. Dengan kata lain bila zat ini terkena kulit maka akan membuat kulit kusut dan kehilangan kelembapannya.
Kebanyakan detergent yang terdapat surfaktan merupakan detergent bubuk, bila terlalu tinggi komposisi dari surfaktan tersebut dapat membuat kaos menjadi lebih tipis. Maka dari itu kita perlu bijaksana dalam memilih detergent yang tepat. Termasuk komposisi pendukungnya yang di dukung oleh berbagai bahan dengan presentase yang pas.
Meski kaos didukung dengan bahan cotton alami seperti cotton combed, yang memiliki daya tahan cukup tinggi. Namun pemilihan detergent beserta cara perawatan tetaplah penting. Agar tetap mendapatkan kaos polos yang bagus dan juga awet.